Dieng, 10 Maret 2023
Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Multilateral, Kemenko Perekonomian, Ferry Ardiyanto, selaku Co-chair Joint Committee Joint Crediting Mechanism (JCM) Indonesia didampingi Sekretariat JCM Indonesia melakukan kunjungan kerja ke PT Geo Dipa Energi (GDE) di Dieng, Jawa Tengah pada awal Maret 2023. JCM adalah kerja sama bilateral mitigasi perubahan iklim yang memfasilitasi teknologi, pendanaan, dan peningkatan kapasitas dari Jepang sehingga layak, menurut kalkulasi bisnis, untuk diimplementasikan dalam suatu proyek di Indonesia (red: informasi lebih lanjut pada laman jcm.ekon.go.id). JCM ini ditandatangani oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia dan Menteri Luar Negeri Jepang pada Agustus 2013. Selanjutnya implementasi JCM dilakukan di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dengan melibatkan Kementerian/Lembaga yang terkait.
Pada bulan April 2022, Pemerintah Jepang menyetujui proposal alokasi Japan Fund for JCM (JFJCM) sebesar USD10 juta untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Patuha Unit 2 PT GDE. Proyek ini merupakan proyek pertama yang didukung oleh JFJCM di Indonesia. Oleh karena itu, kunjungan kerja ke PT GDE ini bertujuan untuk melakukan benchmarking implementasi pembangkit listrik panas bumi yang sudah berdiri dan beroperasi di unit Dieng. Kunjungan diterima oleh General Manager PT GDE Unit Dieng, Herdian Ardi Febrianto. Agenda diawali dengan mengunjungi unit pengeboran Dieng-2 yang sedang melakukan uji coba. Selanjutnya, kunjungan dilakukan ke Pad 29 dan pembangkit listrik Dieng-1.
Mengingat PT GDE merupakan salah satu calon penerima skema pendanaan JCM, kegiatan ini memiliki arti penting untuk mendiskusikan perkembangan implementasi JCM termasuk masalah dan kendala yang dihadapi. Salah satu aktivitas yang didorong dalam JCM adalah pengembangan energi terbarukan, termasuk pemanfaatan panas bumi untuk pembangkitan tenaga listrik. Melalui JCM, diupayakan berbagai fasilitas untuk mengatasi tantangan seperti aspek bankability, beragam teknologi rendah karbon terkini, peningkatan kapasitas dan pembelajaran teknologi sehingga dapat diwujudkan dalam suatu proyek yang dapat menghasilkan penurunan emisi karbon. Teknologi rendah karbon yang didukung JFJCM akan diimplementasikan pada anomaly predictive diagnosis menggunakan Internet of Things dan Artificial Intelligence, pembangunan steam turbine with advanced design, direct drive motors for cooling tower fans, perangkat lunak monitoring, dan sistem lainnya.
Suksesnya implementasi teknologi rendah karbon di unit Patuha-2 tersebut akan membawa berbagai manfaat seperti peningkatan efisiensi pembangkit, meminimalkan penurunan performa dari pembangkit, dan mengurangi periode pemadaman dari pembangkit. Teknologi yang diimplementasikan tersebut akan menjadi yang pertama diaplikasikan untuk PLTP skala besar di Indonesia. Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Multilateral/Co-Chair Joint Committe JCM menyampaikan bahwa implementasi teknologi tersebut akan meningkatkan peneterasi energi terbarukan dalam sistem jaringan listrik di Indonesia sekaligus mengurangi emisi proyek. “Terlebih dari uap panas bumi yang mengandung emisi CO2 an CH4 dapat dikurangi”, pungkasnya.
Proyek ini diestimasikan menghasilkan penurunan emisi karbon yang terverifikasi sebesar 264.200 ton CO2 equivalent per tahun selama 20 tahun. Kredit karbon tersebut akan digunakan untuk pemenuhan komitmen penurunan emisi karbon internasional. (ave/dep7)
Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Multilateral
Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Comentarios